Minggu, 07 April 2013

Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi


Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi


FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya "fotografi" sudah tercatat sebelum Masehi.
DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.
Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.


Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.
Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.
Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.
Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.
Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.
Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.
Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.
FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi.
Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen.
Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
Kemajuan Pesat
KEMAJUAN teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.
Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi.
Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Sumber : www.tokocamzone.com/  dan http://indra-smkn1banjar.blogspot.com/2012/01/sejarah-fotografi-sejarah-teknologi.html
Bagaimana pun, fotografi adalah bagian p enting dari kebudayaan manusia.(ARBAIN RAMBEY)

Istilah Umum Dalam Fotografi


Istilah Umum Dalam Fotografi

Angle of View 
Sudut pandang dalam pengambilan objek foto. Rentang sudut cahaya refraksi oleh exit pupil ke permukaan bidang fokal.

Aperture
Bukaan diafragma; alat yg mengatur seberapa besar cahaya yang masuk kedalam kamera di lensa.

Available light
cahaya yang ada


Aturan Sepertiga
Aturan yang menempatkan objek pada sepertiga atas dalam foto Untuk foto potret personal, coba tempatkan wajah subjek foto di pojok kanan atas atau pojok kiri atas pada LCD/viewfinder

AutoFocus
Focus otomatis; focus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat (tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan)

Back focus
Focus dibelakang objek

Back light
pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto

Blitz/Speedlight/Flash
alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.

Bracketing
Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.

BOKEH/Selective Focus
bidang blur/out of focus. merupakan hasil dari Depth of Field.


Teknik fotografi yang membuyarkan objek pada foto. Ada yang disebut objek depan dan objek belakang. Pada selektif fokus, foto akan mem-blur-kan objek depan atau objek belakang. Jika kedua objek blur maka foto dikatakan blur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur fokus secara manual dan objek depan harus dekat dengan lensa kamera.


Bounce
Efek pencahayaan terhadap objek foto dari speedlight yang dipantulkan ke atas/samping/bawah.

CA ato Chromatic Abberation
Istilah CA ini kalo di fotografi dihubungkan dengan warna biru ke ungu-unguan di sekitar suatu objek. CA disebabkan oleh lensa yang punya refractive index yang berbeda di setiap light wavelengths. Semakin complex design lensa, semakin mungkin CA ini buat terjadi. Bisa diliat dari lensa zoom dan superzoom atau lensa wide bakal punya CA yang lebih parah daripada lensa prime. 
Makanya lensa yang mahal akan pake UD (Ultra low Dispersion) glass buat mengurangi CA ini. Sedangkan sigma pake elemen lensa yang bernama APO, Achromatic

Colourmeter
alat untuk mengukur atau menghitung temperature warna.

Croping
memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.

Diafragma/Aperture
Komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Bukaan diafragma dinyatakan dalam f/x, dimana x adalah angka yang tertera pada kamera. Semakin tinggi angka bukaan diafragma maka hasil foto akan semakin gelap. Nilai shutter speed dan aperture berbanding lurus namun berbanding terbalik dengan angka yang tampak pada kamera. Jika salah satu nilai kita atur maka nilai yang lainnya akan menyesuaikan untuk menjadi lebih kecil/besar.


Depth of Field
lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dmana objek yang berada ddlmnya mempunyai ketajaman tertentu.

Exposure
Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.

Fill in
melunakkan bayangan pada objek foto.

Filter
terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.

Fish eye lens
lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah.

Fluorite
bahan yang bisa digunakan untuk menjadi lensa..karena memiliki karakteristik dispersi cahaya yang sangat rendah (efek pelangi)..

Focus
Focus adalah titik api , titik tempat pertemuan cahaya melalui lensa; ketajaman lensa melalui view finder.

Freezing 
Teknik memotret yang membuat gerak objek seolah-olah terhenti. Caranya dengan membuat shutter speed diatas 1/125 detik atau lebih cepat dari pergerakan objek yang kita potret. Teknik freezing juga dikenal sebagai teknik high speed photography karena teknik ini membutuhkan kecepatan rana yang tinggi


Front focus
focus di depan objek

Front light
pencahayaan dari depan.

Fungsi Cahaya 
Dalam fotografi ada beberapa macam fungsi cahaya yaitu sebagai berikut:
1.Menerangi objek
•Cahaya lampu
•Cahaya matahari

2.Menghentikan gerak
•Lampu flash

3.Untuk melihat objek,memfokuskan objek,dan memotret (mengambil gambar)

4. Menginformasikan tentang objek

5. Memberi rasa dan gaya


Grainy
kalo di film : butiran lapisan emulsi film. Butiran dalam film akan tampak sebagai titik2 dalam hasil cetak foto.
kalo di digital : butiran yg muncul karena menaikkan sensitifitas cahaya pada sensor.

High key
Cara memotret yang mana kebanyakan putih ato bercahaya pada image.

ISO / ASA 
International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association) ato DIN(Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Tingkat sensitivitas pada sensor / film dalam merekam cahaya. Semakin tinggi nilai ISO, semakin banyak cahaya yang dapat terekam oleh sensor. Pada kondisi kurang cahaya, umumnya fotografer harus memasang shutter speed tinggi (angka di kamera kecil) dan WAJIB memakai tripod agar hasil foto tidak blur. Akan tetapi, jika tidak membawa tripod maka ISO harus dipasang setinggi mungkin untuk mem-backup shutter speed. Konsekuensinya, foto akan memiliki noise yang tinggi karena ISO tinggi tadi.


Kartu Memori
Tempat menyimpan data foto digital. Bisa berupa CF (Compact Flash), Microdrive, SD (Secure Digital), SDHC (SD High Capacity), atau MMC. Dalam memilih kartu memori, pilih sesuai kebutuhan. Pada android biasanya menggunakan MicroSD. Jika kita lebih memilih format RAW dibandingkan JPEG, pilih yang berkapasitas tinggi dan kecepatan menulisnya besar. Hal ini dikarenakan format RAW memiliki jumlah piksel dan ukuran file yang lebih besar

Komposisi 
Komposisi adalah suatu gabungan antara CAHAYA, LINGKUNGAN, BACKGROUND, SPEED, DIAFRAGMA, WAKTU, BENTUK, WARNA, GARIS  dan TEKSTUR yang menjadi suatu GAMBAR ataupun SENI yang dimana dapat Menggambarkan suatu MAKNA maupun PESAN di dalamnya.


Lensa
Lensa yaitu suatu alat yang berfungsi melihat  objek atau gambar yang dapat mendekatkan   objek dan memberi fokus terhadap benda yang di tangkap,dan menghasilkan gambar.

Lightmeter
 

alat yang berfungsi untuk mengukur pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan.

Low-Key
teknik pemotretan yang kebalikan dari High Key sehingga didominasi oleh warna hitam.

Noise
bintik2 warna yang gak beraturan biasanya gara2 kalo sensor sebuah kamera digital lagi diset di high ISO.. ini dikarenakan pada posisi high iso, sensor itu menyerap lebih banyak listrik, sehingga dapat mengakibatkan panas, akhirnya hasil analog yg diubah ke digital tidak sempurna dan biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD.

Shutter Speed
pengaturan kecepatan tutup "jendela" kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.

Over Exposure
Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.

Panning 
Teknik memotret yang memberi kesan bergerak pada objek. Caranya dengan membuat shutter speed dibawah 1/125 detik kemudian mengatur fokus objek dan menekan shutter sambil mengikuti arah gerak objek


Red Eye
Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu kilat. Efek tersebut yang terjadi jika memotret manusia di tempat gelap dan memakai flash secara tiba-tiba. Hasil foto menunjukkan mata yang merah, dapat diatasi dengan fitur Red-Eye Reduction pada software editing foto atau memakai Pre-Flash sebelum memotret

Reflektor
alat bantu pada pemotretan yang berfungsi memantulkan cahaya.

Self timer
Alat hitung mundur yang tersedia di kamera.

Shadow
bidang gelap (bayangan mah arti di kamusnya..)

Side Light
pencahayaan yang berasal dari samping objek foto

Tripod 
Penyangga kamera yang berbentuk kaki tiga. Beberapa android device mempunyai aksesoris tripod yang terjual terpisah.


Under Exposure
Image kurang cahaya.

Zooming
Teknik memotret dengan cara mengatur fokus objek. Zoom seperti layaknya pada camera digital yaitu memperbesar atau memperkecil jarak dengan obyek potret

Beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.Megapixel = Kualitas 
Megapixel adalah satuan resolusi sensor, dan memang nilai ini merupakan hal pertama yang disebut pada setiap spesifikasi kamera. Pada suatu masa, memang produsen saling mengadu nilai megapixel tertinggi. Namun, jika ada yang mengatakan, “Android ini dilengkapi Kamera dengan 5 megapixel, kamera pada android itu hanya 3 megapixel” maka Anda perlu waspada. 
Sebenarnya tidak salah jika dibilang megapixel memengaruhi kualitas, tetapi harus dalam skala besar. Megapixel mencakup luas sensor. Karena itu, untuk mendapatkan detail yang 2x lebih baik secara teori Anda membutuhkan nilai megapixel yang 4x lebih besar. Misal sebelumnya 5 megapixel, Anda membutuhkan 20 megapixel. Ini berlaku untuk kamera dengan tipe yang sekelas. 
Jadi, apa memang Anda membutuhkan extra 2 megapixel pada foto Anda? Kemungkinan besar jawabannya “Tidak”. Kamera pada android terkini rata-rata memiliki 3 megapixel bahkan ada yang 5 megapixel, sementara android kelas atas memiliki 8-10 megapixel. Kedua nilai ini sudah sangat tinggi dan extra 2 megapixel tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan
2.ISO atau ASA 
Apakah ISO? Temukan artinya pada bagian atas artikel ini. Setelah melewati fasa “Perang Megapixel”, produsen android menyertakan label kamera yang tertera akan ISO pada kamera android device itu, hal itu berarti kini memasuki fasa “Perang ISO”. ISO, yang merupakan satuan sensitivitas kamera, didorong sampai batas-batas tidak masuk akal. Salvo pertama dimulai oleh Nikon dengan D3S yang dapat memotret sampai ISO 102.400, sekitar 32x lipat lebih tinggi dari kamera normal. Semakin ke sini, semakin banyak kamera saku yang menjanjikan pemotretan sampai ISO 3200 atau ISO 6400. 
Memang Anda dapat mengubah ke angka yang lebih tinggi, tetapi bukan berarti kamera akan memberikan hasil bagus.
3.Beberapa fitur anti shake pada aplikasi kamera android 
Image Stabilizer, Vibration Reduction, SteadyShot. Itu adalah julukan sebagian produsen untuk sebuah sistem serupa: peredam getar. Peredam getar meredam goncangan tangan Anda sehingga memberikan hasil tajam. Feature ini dapat dibilang wajib dimiliki jika Anda ingin menggunakan lensa tele karena saat menggunakan lensa tersebut setiap gerakan kecil berpengaruh berkali lipat. Dan semua sistem peredam getar pada aplikasi kamera dapat bekerja dengan baik. 
Namun, Anda perlu ingat bahwa sistem tersebut tidak meredam gerakan subjek sehingga sebaik-baiknya teknologi yang ada pada kamera, Anda masih perlu belajar bagaimana memaksimalkannya. Dengan membeli android dengan kamera yang lebih mahal, bukan berarti foto Anda tidak akan gagal.
4.Brand pada lensa kamera 
Masih ingatkah anda pada produsen handphone dengan merk N*ki*, beberapa darinya mengunakan lensa Carl-Zeiss pada kamera handphonenya. Carl-Zeiss, Leica, Schneider-Kreuznach. Ini adalah beberapa merek Jerman yang sukses merambah ke era digital. Banyak merek Jerman menikmati posisi sebagai merek premium saat fotografi film (analog), tetapi gagal bersaing dengan perkembangan teknologi Jepang di era digital. Lalu, yang sukses berarti produknya bagus dong? Satu hal yang perlu Anda ketahui, rahasia kesuksesan merek Jerman di era digital adalah dengan bekerja sama dengan produsen Jepang. 
Beberapa merek Jerman bahkan tidak lagi memasarkan, hanya menerima royalti dari produsen Asia sehingga produk mereka dapat dipasarkan dengan merek Jerman. Taktik pemasaran seperti ini terbukti efektif, tetapi Anda jangan menilai sebuah kamera lebih baik hanya karena ada merek Jerman tercantum padanya.
5.Memiliki zoom yang besar 
Yang dikatakan: “Lensa/kamera ini lebih baik karena zoomnya panjang” 
Kenyataannya: Zoom yang panjang memperlambat kinerja lensa dan berpotensi menurunkan kualitas gambar


Sumber : http://tips-droid.blogspot.com dan http://indra-smkn1banjar.blogspot.com/2012/01/istilah-umum-dalam-fotografi.html
Oleh :Maxi Inovasi 

Mengenal Jenis jenis Lensa


Mengenal Jenis jenis Lensa

Lensa, adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah kamera. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya hingga mampu menerakan gambar tangkapan ke medium penangkapLensa bisa diatur secara manual, tanpa lewat tombol. Hal ini  memungkinkan kita untuk melakukan zoom-in atau zoom-out sesuka hati kita.
Berbagai macam tipe lensa kamera, diantaranya :
- Lensa Standart
Lensa yang memiliki ukuran lensa sekitar 18mm hingga 55mm. Jenis ini bisa dibilang sebagai yang umum digunakan karena sudah ada ketika pertama kali kita membeli sebuah kamera.
Contoh Lensa Standart






- Lensa Super Wide (Pandangan Lebar)  
Lensa ini memiliki ukuran lensa antara 8mm hingga 16mm. Bisa disebut juga sebagai fish eye lens karena terkadang bisa membentuk distorsi bentuk dalam pengambilan gambar.
  Contoh Lensa Superwide


Lensa Telephoto  
Lensa yang memiliki panjang lensa antara 55mm hinga 300mm. Ukurannya sangat panjang. Biasa dipakai untuk pengambilan gambar dalam jarak jauh. Dan sering kali terlihat paparazi memakai kamera berlensa ini untuk mengambil gambar artis dari jarak jauh ^w^
   Contoh Lensa Telephoto


Lensa Makro  
Lensa yang memiliki rentang lensa sempit. Digunakan untuk mengambil gambar yang berukuran kecil atau untuk mengambil detil detil kecil dari sebuah objek. Ukurannya antara 50mm macro hingga 135mm macro
  Contoh Lensa Makro


  Lensa Superzoom  
Memiliki rentang lensa yang lebar, antara18mm hingga 200mm. Lensa ini seperti perpaduan antara lensa standart dan telephoto.
 Contoh Lensa Superzoom


- Sudut Lebar (Wide Angle)
Lensa berjangkauan lebar. Cocok untuk memotret penorama atau pemandangan.
Contoh ukuran lensa : 18 mm, 24 mm, 28 mm.
 Contoh Lensa Wide Angle


Ada beberapa produsen yang mengkhususkan pada lensa seperti Sigma, Tamron dan Tokina. Biasanya produsen lensa menyediakan dua jenis lensa : yaitu lensa biasa dan dan lensa yang berkualitas tinggi.


  + Tamron   
  Contoh Lensa Produksi Perusahaan Tamron
  
Sigma
  Contoh Lensa Produksi Perusahaan Sigma


   + Tokina
  Contoh Lensa Produksi Perusahaan Tokina
Sumber : multimediasmkn4.blogspot.com/
Oleh : Adhi Wijanarko Multimedia SMK Negeri 4 Semarang 

Analog Vs Digital


Analog Vs Digital



Perdebatan antara kamera single lens reflex (SLR) analog dan digital SLR selalu menjadi topik yang tidak akan ada habisnya. Baik kamera digital maupun analog memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keduanya pun memiliki penggemarnya masing-masing. Lihat Foto Pernikahan dan Gambar Pernikahan.
Memotret dengan kamera analog secara teknik fotografi tidaklah jauh berbeda. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi, kamera digital semakin canggih. Kamera digital memiliki feature manual yang sama seperti kamera analog SLR. Tetapi di dalamnya keduanya berbeda.
Dalam hal mengumpulkan dan memfokuskan cahaya, analog dan digital hampir identik. Keduanya harus menerima jumlah cahaya yang sesuai dalam waktu yang tepat. Kemudian memfokuskan objek yang membutuhkan pengaturan kombinasi antara shutter speed (kecepatan rana), aperture (diafragma), lensa dan kepekaan cahaya (ASA).



Semua fungsi ini pada kamera analog kombinasi semua ini harus dilakukan secara manual. Pada kamera digital, pengaturan bisa sepenuhnya otomatis. Akan tetapi, profesional kamera digital didesain untuk memungkinkan pengaturan shutter speed, aperture dan fokus secara manual. Lihat Gambar Pernikahan danFoto Pernikahan Digital.Dalam menangkap cahaya, analog menggunakan dua jenis film yaitu film hitam-putih dan warna. Proses pencucian dan pencetakan film menerjemahkan objek yang terekam menjadi sebuah karya foto. Film warna memiliki tiga layar imulsi, setiapnya bereaksi pada warna utama yaitu merah, hijau dan biru. Hasil percampuran ketiga warna tersebut cetakan mendekati warna cahaya sesungguhnya yang mengenai film.
Sensor citra pada kamera digital dibuat dengan ribuan photosites yang mengubah energi cahaya menjadi informasi digital. Dengan mengkombinasikan informasi tentang warna-warna dan intensitas, kamera menetapkan warna spesifik pada setiap pixel.
Menguji Kreativitas
Setting kamera terutama pengkombinasi antara kecepatan rana, diafragma, lensa dan ASA membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus fotografi. Namun, sekarang dengan teknologi digital, kecanggihan kamera memungkinkan pengkombinasian semua feature dilakukan secara otomatis. Teknologi memudahkan kegiatan pemotretan, fotografer tidak lagi kerepotan mengatur setting shutter speed dan aperture. Saat ini, berbekal dengan sebuah kamera digital seseorang yang awam fotografi dapat menghasilkan foto yang bagus. Lihat Paket Foto dan Foto Pernikahan.
Menurut wartawan foto Reuters, Dadang Toli, teknik menggunakan kamera digital dengan setting manual secara teknik pemotretan tidaklah jauh berbeda. Dari segi seni fotografinya pun hampir sama. Kekurangan kamera digital/Foto Digital saat ini adalah ia tidak memiliki fasilitas multi exposure yaitu memotret berkali-kali dalam satu frame.
Berbeda dengan kamera digital yang sudah langsung diketahui hasilnya. Memotret suatu momen menggunakan kamera analog tidak ada namanya kesempatan kedua. Kesalahan pemotretan baru diketahui setelah film dicetak. Fotografer harus mendapatkan foto yang menarik dengan momen yang pas, pencahayaan yang oke. Pengaturan diafragma dan kecepatan rana haruslah akurat.
Namun menurut fotografer majalah Men's Obsession, Bambang Susanto mengatakan, menggunakan analog lebih mengasyikkan. Hal itu dikarenakan menggunakan kamera analog bisa lebih bereksperimen dengan kondisi yang tidak terduga.
Karena, lanjutnya, hasil Foto Digital bisa diperbaiki atau diedit dengan program foto di komputer sehingga hasil foto jauh lebih bagus.
Terlepas dari semua perdebatan tersebut, penggunaan kamera digital dan analog adalah suatu pilihan. Setiap kamera menuntut kreativitas dan keahlian tersendiri. Semua kembali pada manfaat penggunaannya dan pilihan pengguna. [DLS/N-5]
Sumber:erijauhari.multiply.com dan 
http://indra-smkn1banjar.blogspot.com/2012/02/analog-vs-digital.html

Tips & Trik – Memotret Dengan Menggunakan Kamera Digital

Tips & Trik – Memotret Dengan Menggunakan Kamera Digital


Memotret dengan menggunakan kamera analog ataupun digital secara prinsip dan teknik fotografi tidak berbeda. Bedanya, dengan kamera analog ada penggantian film, sementara kamera digital tidak ada penggantian film tapi dengan sensor digital.

Namun kamera digital akhir-akhir ini lebih banyak disukai konsumen karena hasil akhirnya bisa langsung dilihat, dan diulang jika hasil fotonya kurang memuaskan. Bagaimana cara menghasilkan foto yang berkualitas lewat kamera digital? Simak beberapa tips berikut ini( belajar fotografi):

1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar.

Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetaknya dalam ukuran terbesar tanpa ancaman warna foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada foto tersebut. Tidak ada gunanya jika Anda membeli kamera dengan resolusi 5, 6, atau 8 megapiksel, tapi Anda tetap memasang mode ukuran gambar standar, dan bukan maksimum.ikutilah kursus fotografi untuk mengetahui teknik fotografi lainya


2. Gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal.

Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkan gambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal.ikutilah kursus fotografi jika anda ingin belajar fotografi lebih jauh.

3. Pakai tipe gambar JPEG.

JPEG, meskipun bersifat lossy (kurang jelas), bisa jadi merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, ketika Anda mengambil gambar dengan format JPEG, keuntungan yang diperoleh juga berlipat karena Anda bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop.

Kamera SLR biasanya memberikan pilihan apakah Anda ingin menggunakan format JPEG, TIF atau Raw. TIF biasa digunakan untuk reproduksi grafis yang berbau seni, misalnya pada majalah dan koran. Sementara Raw, menyimpan apa adanya tanpa pemrosesan gambar lebih lanjut.

sebaiknya anda mengikuti kursus fotografi untuk mengetahui fotografi indonesia lebih dalam lagi.

4. Camkan bahwa Whitte Balance itu penting.

Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera Anda bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untuk mengoptimalkan white balance.

Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agar Anda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.

5. Jangan lupa mengatur “Low ISO Number” atau “Use Auto ISO”.

Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitas kamera dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISO terlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise pada gambar.

6. Optimalkan penggunaan Histogram.

Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitas sensor kamera dalam menangkap gambar.

7. Hindari menggunakan zoom secara digital.

Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Coba gunakan zoom dari lensa saja, agar bisa menghemat penggunaan chip. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa.

8. Belilah kartu Memori berkualitas profesional.

Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori yang berkualitas tinggi dapat mengimbangi teknologi kamera Anda. Misalnya dengan kartu memori berkecepatan 40x, dapat merekam 3 dari 10 jepretan berturut-turut dalam 1 detik. Sementara dengan memori 4x, Anda hanya bisa merekam 1 gambar dalam 3 detik. Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Anda tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya pergeseran warna dalam foto.

9. Backup hasil foto dalam CD atau DVD.

Menyiapkan payung sebelum hujan adalah lebih baik. Pastikan backup seluruh kreasi foto-foto Anda dalam CD atau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak

http://afrizalbotong.wordpress.com/